Saudara-saudari yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, yang menjadi tema bacaan kita ialah “Jangan Menghakimi”.
Kata menghakimi dilihat pada bahasa asli bahasa Yunani yaitu, krinete dari kata krino yang berarti menilai, menganggap, menyatakan, menetapkan atau memutuskan sesuatu atau seseorang sebagai pihak yang salah. Bacaan kita masih memiliki kesinambungan dengan Khotbah Yesus di Bukit. Dalam Khotbah di Bukit ada banyak petunjuk Tuhan Yesus tentang kelakuan kita terhadap sesama manusia. Tuhan Yesus memberikan peringatan tentang menghakimi orang lain, sebab dengan penghakiman yang kita pakai, kita sendiri akan dihakimi. Yang seringkali kita saksikan dilingkungan sekitar kita sebagai anak kos, kita seringkali menghakimi saudara-saudari kita yang memiliki warna kulit dengan menggunakan bahasa yang bagi kita sangat berbeda kita jadikan itu sebagai suatu pegangan untuk menghakimi mereka, dan kita lupa bahwa semua itu Tuhan yang menganugerahkan pada setiap kita manusia.
Tuhan Yesus bukan memesankan supaya kita menjadi lembut, sehingga kita membenarkan saja segala perbuatan orang. Tetapi kesadaran bahwa kita akan dihakimi oleh Tuhan dengan memakai ukuran yang kita pakai, harus menjauhkan kita dari hal menghakimi orang dengan keras tanpa kasih. Seringkali kita merasa kasihan dengan saudara kita yang melakukan kesalahan dan menutup semua kesalahannya dan merasa kita sudah melakukan hal yang benar sesungguhnya tidak, jika kita landasakkan segalanya dengan kasih maka semua masalah yang ada akan terselesaikan dengan baik, dengan menunjukan keadilan dalam setiap masalah yang ada.
Saudara-saudari yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus
Tuhan Yesus mengetahui latar belakang dari pada orang-orang saat itu, salah satunya sikap perilaku dari orang Farisi yang menghakimi orang lain, dengan kekerasan, penghinaan dan kesombongan. Kata-kata dari Tuhan Yesus mempunyai maksud secara umum, mana kalah manusia secara umum menghakimi sesamanya dan memberikan semacam kepuasan dan dengan jalan menghakimi orang lain kita dapat memperlihatkan diri kita sebagai orang yang baik dan bermoral. Tetapi kita harus berhati-hati, dan penuh kasih dalam menilai orang lain, karena ukuran yang kita pakai akan dipakai oleh Tuhan terhadap kita. Injil Markus 4 : 24 b “camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan disamping itu akan ditambah lagi kepadamu”. Terkadang dalam setiap tutur kata yang kita keluarkan dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. contoh seorang anak yang masih dalam masa pertumbuhan ketika melakukan kesalahan sebagai orang tua senang sekali mengucapkan kata bodoh kepada mereka tanpa kita sadari bahwa apa yang sudah kita sampaikan bisa ada dalam pikiran dia sampai dewasa. Dan saat diberikan kesempatan untuk melakukan segala sesuatu dia selalu merasa dirinya paling bodoh seperti yang sudah disampaikan oleh orang tuannya. Karena itu sebagai orang tua harus mampu dalam mengunakan setiap kata yang baik.
Kita harus sadari bahwa Allah kita adalah Allah yang maha tahu. Sebagai manusia selalu cenderung memandang kesalahan-kesalahan kita kecil sekali, dan melihat kesalahan orang lain sangat besar. Sesungguhnya kita menanam tomat maka yang dituai tomat bukan kurus, demikianlah kita manusia. Suatu kalimat yang Yesus sampaikan sebagai kiasan untuk melihat bagaimana tindakan kita manusia menilai sesama kita Tuhan Yesus mengatakan ada seorang yang padanya ada suatu balok dalam matanya, tetapi mau mengeluarkan selumbar di mata orang lain. Tetapi Ia menyadarkan kita bahwa sebelum kita melihat kesalahan orang lain, maka lihatlah dahulu diri kita apakah kita sudah dibebaskan dari dosa atau kita masih dibelenggu oleh dosa.
Marilah kita menjadi orang Kristen yang memberi telinga kita untuk mendengarkan dan menggunakan mulut kita dalam menyampaikan segala sesuatu yang benar, agar melalui kita saudara-saudari kita tetap bersama kita dalam persekutuan yang dibangun.
Selamat Berefleksi Tuhan Yesus Memberkati. Amin
By: Seba Kelabeka